Latest Posts

Catatan Awal Kuliah STEI TAZKIA dan Tentang Jurusan Muamalah

By 11.18 , , , , , ,

Bismillah.


Setahun yang lalu, ketika medali kelulusan Ibnu Taimiyah resmi dikalungkan oleh penanggung-jawab khidmah padaku, berbagai pertanyaan mulai bermunculan. Salah satu yang paling familiar adalah, kuliah dimana? jurusan apa? dan kapan nikah? eh.. ^_^

Soal kuliah dimana dan jurusan apa ini sebenarnya sudah ditentukan oleh abi, karenanya, keinginan umi agar aku ke LIPIA atau keinginanku sendiri ke psikologi tertunda, lebih tepatnya sih dialihkan ke kuliah online, insya Allah. Maka, diputuskanlah aku masuk STEI TAZKIA jurusan Muamalah. Memang, di kelas saat mata pelajaran fiqh jual beli atau faraidh (hukum waris) nilaiku Alhamdulillah selalu bagus padahal aku tidak terlalu suka, husnudzanku karena gurunya yaitu ustadz Humaidi memang ahli dan sangat kompeten dalam bidang ini.

Awalnya aku tidak begitu tahu banyak tentang sekolah tinggi ataupun jurusan ini. Yang pernah aku dengar dari abi, muamalah adalah salah satu jalan menjadi konsultan. Aku suka pelajaran dan materi yang membutuhkan banyak analisa dan pemikiran, rumit dan berbeda, ada hitung-menghitung, tapi lebih ke pelajaran hidup yang kompleks dan tidak ada tuntutan atau sumpah untuk bekerja, namun tetap dibutuhkan oleh semua orang kapan saja dan dimana saja, maksudnya sih psikologi. Tapi mendengar pernyataanku, abi menyela ‘wah muamalah banget tuh..’.

Perlu waktu lama bagiku untuk mengatakan iya, pun saat membaca brosur tazkia, melihat sekilas, aku prefer ke jurusan BMI (Bisnis Manajemen Islam) karena tampaknya keren. Tapi konsentrasinya yaitu pemasaran / kewirausahaan dan perbankan / keuangan, dua-duanya tidak sesuai denganku yang notabene low self esteem dan lebih suka belajar sesuatu yang berkonsep big picture. Jadi yah memang dibanding jurusan lain, aku lebih cocok ke muamalah.

STEI TAZKIA memiliki peraturan bagi mahasiswa tahun pertama untuk berasrama di kampus matrikulasi. Sampai di sini ternyata suasananya berbeda dari di pesantren dahulu, di sini cenderung lebih bebas dengan pembelajaran agama yang kurang padat dibanding pesantren, namun tentu banyak pula pengetahuan baru yang aku dapat, terutama praktek. Di pesantren kami belajar teori, dan di sini kami belajar memperdalam bagaimana aplikasi dan modifikasinya dalam kehidupan nyata.

Aku mulai suka TAZKIA. Aku suka guru-gurunya yang cerdas namun tetap tawadhu, para pembimbing yang disiplin dan bijak, teman-teman yang seru dan menyenangkan serta lingkungan yang asri dan islami di tengah hiruk-pikuknya metropolitan. Entah sejak kapan, aku mulai merasa beruntung menjadi bagian dari keluarga besar ini, keluarga pejuang ekonomi Islam Insya Allah.

Di awal masuk, TAZKIA mengadakan sejumlah placement test, diantaranya Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan tes narkoba. Tes bahasa lumayan sulit menurutku walau Alhamdulillah aku bisa menyelesaikan semuanya. Tes Bahasa Inggris adalah TOEFL, Bahasa Arab disusun oleh TAZKIA, terdiri dari tiga bagian : bagian pertama mudah, huruf hijaiyah dan beberapa kata-kata umum, bagian kedua sedang, lebih ke kalimat dan konsep atau kaidah bahasa, bagian ketiga sulit, ada mengharokati sesuai kaidah nahwu, menerjemahkan artikel ilmiah, meng-i’rab kalimat dan membuat paragraf dengan tema tertentu, sudah seperti test I’dad Lughawi nya LIPIA saja, bahkan lebih sulit.

Setelah itu ada PORTAL (pekan orientasi dan ta’aruf almamater), banyak seminar dan kajian ilmiah dari para narasumber hebat, diantaranya para praktisi ekonomi Islam, peneliti di Bank Indonesia, ustadz ahli fikih, entrepreneur, pengamat ekonomi bahkan ekonom komandan KOPASSUS. Semua tokoh tersebut sangat menginspirasi masya Allah. Masing-masing materinya akan aku tuliskan juga nanti Insya Allah.

Tapi intinya, satu konsep sama yang aku simpulkan dari keseluruhan adalah, Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur dengan rinci dan bijak semua aspek kehidupan manusia, termasuk masalah ekonomi, jadi, ekonomi adalah sebagian kecil ilmu yang telah diajarkan dalam Al-Quran dan Sunnah dengan adil. Tugas kita sekarang adalah bagaimana mengembalikan kembali masa keemasan perekonomian Islam dengan menggunakan aturan dan prinsip Al-Quran dan Sunnah yang secara tidak langsung merupakan rumusan Allah Ta’ala. Jadi apa yang menjadi fokus kita sekarang bukanlah harta, tapi konsep pengelolaan harta. Kelesuan perekonomian di beberapa negara Islam salah satunya disebabkan karena mereka mulai meningalkan prinsip-prinsip Islami (syariah) dan memegang teguh prinsip konvensional buatan manusia. Jadi belajar ekonomi carilah akhirat dulu, dunia akan mengikuti, pelajari dasar dan landasan utama dulu, pembaharuan akan dapat ditelaah, kerja dakwah dulu baru kerja nafkah. Karena kita tidak tahu hidup di dunia sampai kapan, kalau tujuan kita hanya uang, pekerjaan ataupun jabatan, saat maut mendahului, sia-sia semuanya. Saat PORTAL itulah Allah mulai membukakan pintu hati dan wawasanku untuk menambatkan pilihan pada jurusan muamalah dengan yakin, Insya Allah.


Perbedaan jurusan awalnya bukan menjadi topik utama antar teman, namun saat di PORTAL ada pengelompokan sesuai prodi / jurusan, aku kaget sekaligus bingung karena jumlah anggota jurusan lain mencapai puluhan namun sayangnya muamalah sangat sedikit, perasaan miris tiba-tiba merasuk, sedemikian sedikitkah remaja yang akan menjadi teman seperjuanganku nanti, jumlahnya bahkan dapat dihitung dengan jari, Ya Allah..

Memang, jumlah tidak menjamin keberhasilan suatu program. Tapi jujur, muamalah membutuhkan kalian, membutuhkan para pejuang yang dapat menjadi pondasi dan dasar dari semua ilmu ekonomi. Karena apa yang akan kita pelajari adalah Al-Quran dan Sunnah serta Bahasa Arab yang jelas tidak akan pernah ada perubahan pada keduanya, adapun ilmu lainnya sekalipun itu praktek, pasti akan mengalami perubahan dan pembaruan suatu hari nanti, dan apa yang kita pelajari saat ini menjadi ketinggalan zaman kedepannya.

Sebagai seorang muslim, kita harus tahu hukum dan kehalalan / keharaman semua aplikasi ekonomi yang kita terlibat di dalamnya. Dari mana kita tahu? Tentu dari dasar hukumnya yaitu Al-Quran dan Sunnah. Ketahuilah bahwa apa yang aku cita-citakan dari sebuah pelajaran penting yang akan selalu dibutuhkan oleh siapapun secara umum salah satunya adalah muamalah. Perkembangan ekonomi yang begitu pesat dengan inovasi-inovasi baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan menimbulkan pertanyaan dari masyarakat. Contohnya saja penggunaan e-money (uang non tunai) yang sedang booming akhir-akhir ini, dari mulai go-pay, T-cash, Google Wallet dll. Yang menjadi perbincangan masyarakat umumnya bukan, ‘bagaimana sistem dan konsepnya?’ tapi lebih ke ‘apa hukumnya?’, oleh karena itu mempelajari apa yang lebih banyak manfaatnya bagi oranglain Insya Allah lebih baik.

Salah seorang teman pernah berkata, ‘aku pengen masuk muamalah tapi aku takut tidak bisa bahasa Arab, tapi aku pengen bisa juga..’.
Karena tidak bisa makanya kita belajar, kalau sudah bisa ya jadi pengajar. Bagaimana mau bisa kalau tantangan bukannya dihadapi malah dihindari? Ujian tidak akan pernah semakin mudah, tapi kita yang harus semakin kuat. Ingin bisa bahasa Al-Quran dan bahasa ahli Surga ya paksakan diri untuk usaha, mau bagaimana lagi? Tidak ada keberhasilan dengan santai-santai.

Teman-teman, kalau bukan kita yang mempelajari Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar dan pijakan sistem ekonomi Syariah maka siapa lagi? Jangan sampai apa yang menjadi hak intelektual kita, kaum muslimin, lalu dipelajari, diaplikasikan, diambil alih bahkan di-atasnamakan oleh orang lain seperti yang terjadi pada hasil inovasi para ilmuwan Muslim zaman dahulu, dilupakan sejarah, terkubur kemudian dibangkitkan kembali dengan hak cipta di tangan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab.

Pejuang muamalah mungkin memang sedikit, karenanya kita mengajak teman-teman semua untuk ikut bergabung, apa yang akan dipelajari nantinya bukan hal yang main-main : hukum dan syariah, namun usaha dalam tingkat kesulitan yang lebih tinggi akan dibalas juga dengan pahala yang setara Insya Allah. Maka aku harap diluar sana masih ada para pejuang cerdas yang siap bermanfaat bagi orang banyak. Lupakan dulu pekerjaan yang mentereng, jabatan tinggi atau perusahaan bonafide. Jangan hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja, jadilah orang yang berbeda, ambil resiko sebesar mungkin, hadapi semua tantangan, coba level tersulit dan jadilah pemenang.

Demikian, Wallahu A’lam.



STEI Tazkia atau Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Bogor, Indonesia. Wikipedia

Alamat: Jl. Ir. H. Djuanda No. 78, Sentul City, Citaringgul, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat 16810
Telepon: (021) 87962291
Provinsi: Jawa Barat
Jenis: Swasta
Didirikan: 11 Maret 1999
Ketua: Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec

You Might Also Like

4 comments

  1. Mau nanya nanya dong kak, seputar jurusan muamalah di tazkiya
    Ig kakak apa?

    BalasHapus
  2. maaf ka mau tanya, untuk ujian masuknya ada bahasa arab juga gak ya? soalnya saya belajar akuntansi biasa bukan syariah dan saya belum pernah pesantren ataupun belajar bahasa arab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waktu itu aku masuk lewat jalur raport tanpa test, jadi maaf yaa aku kurang tau juga materi ujian masuknya..
      Kalaupun ada bahasa arab, setahu ku itu untuk penempatan kelas sesuai dengan level nya, jadi nanti pas belajar nya bisa se frekuensi sama teman-teman di kelas, he.. :)

      Hapus

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah