Latest Posts

Berbuat Sesuatu

By 19.25

Bismillahirrahmanirrahim..

Akan saya kisahkan sebuah cerita. Anggap saja fiksi, biar kalian tidak terbebani pikiran macam2. Sederhana saja kisah ini, menjurus klasik, bahkan belum usai cerita, kita bisa menebak ujungnya.

Jadi, pada suatu hari, ada sebuah acara yang digelar di aula besar sebuah kota kecil. Dihadiri banyak orang, dihadiri oleh orang2 penting. Acara ini khusus tentang memotivasi dan menginspirasi anak2 muda agar berbuat baik. Maka biar afdol, dihadirkanlan tiga orang bintang tamu yang paling brilian dari kota tersebut. Orang2 yang dilahirkan di kota tersebut, dan sekarang sudah jadi orang sukses.

Yang pertama, beliau ini sudah jadi dokter di ibukota. Lulusan kampus terkenal, jadi dokter di rumah sakit terkenal, dan pasiennya banyak, menulis di kolom2 koran, majalah, menerbitkan buku, sering muncul di televisi. Semua orang tahu dokter ini--termasuk yang tinggal di kota lain, mendengar kisah hidupnya, perjalanan panjang menempuh karirnya, membuat seluruh peserta acara terpesona. Dokter ini bilang kota kecil mereka inilah sumber inspirasi dia menjadi dokter, masa kanak2, masa sekolah di kota tersebut. Bertepuk-tangan riuh seisi aula. Benar2 memotivasi dan menginspirasi.

Giliran pembicara kedua, beliau ini seorang pengusaha. Jatuh bangun jadi pengusaha. Kadang rugi, ditipu, bangkrut. Tapi lebih sering dan tidak pernah berhenti untuk bangkit. Perusahaannya banyak, ada di mana2, termasuk di kota mereka. Memberikan jalan rezeki, pekerjaan bagi orang2. Pengusaha usia empat puluhan ini terkenal dermawan dan baik hati. Mendengar kisah hidupnya membuat aula hening, lantas kemudian ramai oleh tepuk-tangan. Pengusaha ini bilang, kota ini juga adalah sumber motivasi terbaiknya, masa kanak2, masa sekolah di kota tersebut.

Giliran pembicara ketiga, beliau ini pejabat publik. Di koran2, banyak berita yang memuat tentang dirinya. Dan terbalik dengan berita2 pejabat lain yang lebih banyak negatifnya, beliau ini lebih banyak berita positifnya. Contoh politikus yang berbudi dan peduli. Dia juga jatuh bangun jadi pejabat publik. Pernah difitnah, pernah dituduh, intrik politik dsbgnya. Tapi dia selalu ingat nasehat masa kanak2nya, agar jangan berhenti berbuat baik, maka dia memutuskan menjadi politikus yang tangguh, tetap jujur. Karirnya sudah melesat cepat, hanya soal waktu dia terus menanjak naik ke atas. Aula itu juga ramai oleh tepuk-tangan.

Tiga pembicara sudah bercerita, dan semua cerita mereka amat memotivasi dan menginspirasi peserta acara yang rata2 masih anak muda. Sepertinya sesi tanya jawab akan segera dimulai, beberapa sudah mengacung tidak sabaran hendak bertanya, tapi entah kenapa moderator bilang, masih ada satu lagi pembicara penting yang harus didengarkan. Aula terdiam, menatap panggung, dari pintu belakang, muncul seseorang yang sudah sepuh, usianya tujuh puluh. Laki-laki, rambutnya beruban, datang dengan pakaian amat sederhana, mengenakan selop, memegang tongkat. Bapak tua ini mau bicara tentang apa?

Moderator dengan sopan meminta Bapak sepuh ini bercerita apa profesinya selama ini. Aula masih hening. Bapak itu mengangguk, dia mulai bercerita. Tapi ceritanya tentu saja tidak 'sehebat' tiga pembicara sebelumnya. Dia pensiunan guru SD, sudah sepuluh tahun pensiun. Menjadi guru sejak usia dua puluh, lulus SPG (setara SMA). Jadi honorer berpuluh tahun, lantas diangkat jadi PNS di ujung2 pengabdiannya. Dia menjadi guru yang baik, berusaha mengajar tepat waktu, berusaha peduli atas murid2nya. Sekarang di usianya yang 70-an, dia tinggal berdua dengan istrinya--yang sama sepuhnya. Anak2nya sudah besar, merantau ke kota lain. Menghabiskan masa pensiun dengan damai dan tenteram.

Aula masih diam, lantas apa poinnya? Di mana letak motivasi dan inspirasinya bapak sepuh ini? Peserta saling toleh.

Pertanyaan itu tidak butuh waktu lama untuk dijawab. Ketika si dokter bangkit, mencium tangan bapak2 itu, juga si pengusaha ikut mencium tangannya, dan terakhir di si pejabat publik menangis, mencium tangannya, maka penjelasan segera terbuka. Bapak sepuh inilah guru SD mereka dulu, masa kanak2 yang penting, yang menanamkan budi luhur, kerja keras, dan semangat belajar yang tinggi. Si pejabat publik berkata pelan, "Setiap kali saya ingin berhenti menjadi politikus, saya selalu ingat nasehat guru saya dulu, dia bilang, kita tidak berhenti berbuat baik hanya karena satu dua masalah." Bapak sepuh itulah yang bilang kalimat2 yang terus dikenang murid2nya.

My dear anggota page, anggap saja kisah ini fiksi--meski sebenarnya, di luar sana, berserakan contoh nyata hal ini (yang bahkan lebih mengharukan). Ambil pelajaran terbaiknya, kita tidak perlu jadi presiden untuk bermanfaat, memotivasi dan menginspirasi orang2 di sekitar. Kita tidak perlu menjadi orang2 yang bergelimang harta, pengetahuan, untuk bisa membantu, memberikan jalan kebaikan bagi orang2 di sekitar. Bahkan seorang guru SD, yang akhirnya pensiun dalam kesederhanaan, dia tetap bisa menjadi potongan mozaik indah dalam kehidupan. Pun kalaupun dunia ini tidak mencatatnya, pun kalapun kita tidak perlu menjelaskannya, dia tetap spesial, istimewa. Karena sungguh, kemuliaan hidup tidak akan tertukar satu senti pun.

Jadilah apapun, bermanfaat dan berahklak baik. Kitalah yang menjalani hidup masing2.


*Tere Liye

You Might Also Like

0 comments

Thank you so much if you're going to comment my post, give advice or criticism. I'm so happy ^_^ But please don't advertising and comment with bad words here. Thanks !

♥ Aisyah